OSCE SOP dan Sistem Rujukan

SL Komunikasi Blok 12
SOP dan Sistem Rujukan



Scenario

1. Seorang pasien datang ke dokter gigi ingin mencabutkan gigi belakang kanan atas, gigi tersebut berlubang sejak 5 tahun yang lalu. Seminggu yang lalu sakit spontan dan sekarang sudah tidak sakit lagi. Saat ini di ujung bibir kanan bawah sedang sakit dan terasa agak panas. Pemeriksaan objektif menunjukkan adanya beberapa vesikel* di area tepi pars rubrae di kelilingi area eritematous*. Pasien mengaku sudah beberapa kali mengalami hal ini terutama jika kelelahan dan stress. Ketika akan memeriksa terlebih dahulu dokter memakai sarung tangan steril dan masker. pasien merasa heran mengapa dokter gigi terlebih dahulu harus mengenakan sarung tangan dan masker saat memeriksa pasien.

2. Seorang pasien datang ke dokter gigi ingin mencabutkan gigi kanan atas paling belakang. Gigi tersebut berlubang, berkali kali di tambal namun selalu lepas. Sekitar 6 bulan yang lalu, gigi tersebut pernah terasa sakit sekali namun pasien tidak memeriksakan ke dokter gigi karena sedang hamil. Pasien bercerita ketika kecil pernah menjalani operasi jantung dan dipasang suatu alat khusus di jantungnya. Setelah memeriksa gigi pasien, doketer gigi berkata bahwa akan dirujuk kepada PPK2. Pasienpun saat ini sedang menyusui.

1. Diagnosis : pulpitis irreversible

Sekilas tentang Pulpitis Irreversible
Pulpitis irreversible merupakan inflamasi parah yang tidak akan bisa pulih walaupun penyebabnya dihilangkan dan lambat atau cepat pulpa akan menjadi nekrosis. Pulpa irreversible ini seringkali merupakan akibat atau perkembangan dari pulpa reversible. Dapat pula disebabkan oleh kerusakan pulpa yang parah  akibat pengambilan dentin yang luas selama prosedur operatif, trauma atau pergerakan gigi dalam perawatan ortodontic yang menyebabkan terganggunya aliran darah pulpa.

Gejala
Pada awal pemeriksaan klinik pulpitis irreversibel ditandai dengan suatu paroksisme (serangan hebat), rasa sakit dapat disebabkan oleh hal berikut: perubahan temperatur yang tiba-tiba, terutama dingin; bahan makanan manis ke dalam kavitas atau pengisapan yang dilakukan oleh lidah atau pipi; dan sikap berbaring yang menyebabkan bendungan pada pembuluh darah pulpa. Rasa sakit biasanya berlanjut jika penyebab telah dihilangkan, dan dapat datang dan pergi secara spontan, tanpa penyebab yang jelas. Rasa sakit seringkali dilukiskan oleh pasien sebagai menusuk, tajam atau menyentak-nyentak, dan umumnya adalah parah. Rasa sakit bisa sebentar-sebentar atau terus-menerus tergantung pada tingkat keterlibatan  pulpa dan tergantung pada hubungannya dengan ada tidaknya suatu stimulus eksternal. Terkadang pasien juga merasakan rasa sakit yang menyebar ke gigi di dekatnya, ke pelipis atau ke telinga bila bawah belakang yang terkena. Menentukan lokasi nyeri pulpa lebih sulit dibandingkan nyeri pada periapikal/periradikuler dan menjadi lebih sulit jika nyerinya semakin intens.Stimulus eksternal, seperti dingin atau panas dapat menyebabkan nyeri berkepanjangan.
Nyeri pada pulpitis irreversible berbeda dengan pulpa yang normal atau sehat. Sebagai contoh, aplikasi panas pada inflamasi ini dapat menghasilkan respon yang cepat dan aplikasi dingin, responnya tidak hilang dan berkepanjangan. Walaupun telah diklaim bahwa gigi dengan pulpitis irreversible mempunyai ambang rangsang yang rendah terhadap stimulasi elektrik, menurut Mumford ambang rangsang persepsi nyeri pada pulpa yang terinflamasi dan tidak terinflamasi adalah sama.

Alasan Dokter/dokter gigi mengenakan masker dan sarung tangan

a. Sarung tangan
Tangan merupakan alat transmisi dari mikroorganisme pada saluran pernafasan dan mulut yang utama. Kuku harus digunting pendek dan tidak boleh memakai perhiasan seperti cincin, gelang, dan jam tangan pada saat merawat pasien. Tangan harus dicuci dengan sikat dan sabun yang mengandung zat antimikrobial seperti iodofor (1% iodine), klorheksidin glukonat (2-4%), para-klormeta-silenol (PMCX) 0,5-3% atau alkohol (70% isopropil aklohol) dan lain-lain. Tangan digosok paling sedikit selama 10 detik dan dikeringkan dengan memakai pengering otomatis atau tissue. Semua dokter gigi dan stafnya harus memakai sarung tangan lateks atau vinil sekali pakai. Hal ini untuk melindungi baik dokter gigi atau stafnya maupun pasien. Sarung tangan vinil dapat dipakai untuk mereka yang alergi terhadap lateks, walaupun hal ini jarang terjadi. Ada tiga macam sarung tangan yang dipakai dalam kedokteran gigi yaitu :
a)      Sarung tangan lateks yang bersih harus digunakan pada saat dokter gigi memeriksa mulut pasien atau merawat pasien tanpa kemungkinan terjadinya perdarahan.
b)      Sarung tangan steril yang harus digunakan saat melakukan tindakan bedah atau mengantisipasi kemungkinan terjadinya perdarahan pada perawatan.
c)      Sarung tangan heavy duty harus dipakai manakala harus membersihkan alat, permukaan kerja atau bila menggunakan bahan kimia.
Semua luka dan lecet-lecet pada kulit harus ditutup dengna plester yang kedap air sebelum memakai sarung tangan. Jangan merawat pasien bila sedang mengalami luka yang bernanah atau dermatitis yang terbuka hingga luka tersebut benar-benar sembuh. Pakai satu sarung tangan untuk setiap satu pasien, jangan memakai ulang sarung tangan karena akan mengurangi nilai protektifnya.

b.  Masker
Pemakaian masker seperti masker khusus untuk bedah sebaiknya digunakan pada saat menggunakan instrumen berkecepatan tinggi untuk mencegah terhirupnya aerosol yang dapat menginfeksi saluran pernafasan atas maupun bawah. Efektivitas penyaringan dari masker tergantung dari :
-    Bahan yang dipakai, masker polipropilen lebih baik daripada masker kertas.
-    Lama pemakaian, lama pemakaian yang efektif adalah 30-60 menit, terutama bila masker itu basah. Jadi sebaiknya memakai 1 masker untuk tiap pasien.

Jadi, masker dan sarung tangan tidak hanya digunakan untuk proteksi diri, mencegah dokter tertular infeksi dari pasien tetapi juga untuk menghindari infeksi silang dari dokter ke pasien. maksudnya yaitu untuk mencegah berpindahnya penyakit  yang di derita sang dokter kepada pasiennya dan juga sebagai implementasi dari SOP atau Standar Operasional Prosedur yang harus dilakukan oleh setiap dokter dalam melakukan tindakan apapun.

NB : pertanyaan-pertanyaan seputar komunikasi dokter-pasien dapat dibuat berdasar informasi yang telah ada di atas ^_^...
Maaf yah.... bikin sendirii... hehehhe

2. Cabut gigi dan Jantung

       Rongga mulut merupakan jalan masuk utama bagi bakteri yang dapat menyebabkan endokarditis bakterial. Bakteri streptococcus yang terdapat di rongga mulut dapat masuk ke aliran darah yang terbuka setelah dilakukan pencabutan gigi dan masuk ke jantung..
       Terlebih lagi bagi penderita jantung bawaan yang akan melakukan pencabutan gigi. Sistem kekebalan tubuh penderita kelainan jantung dengan orang normal sangatlah berbeda. Hal tersebut dapat disebabkan karena enzim-enzim yang terdapat dalam saliva (air liur) bagi penderita jantung tidak bekerja dengan optimal karena jantungnya lemah. Dengan menurunnya sistem kekebalan tubuh maka bakteri dapat dengan mudah masuk ke dalam tubuh. Infeksi bakteri pada mulut tersebutlah yang disebut sebagai endokarditis bakterial
      Selain itu, penderita jantung sering mengonsumsi berbagai macam obat dalam jangka yang panjang agar darahnya tetap dalam keadaan encer dan tidak terjadi gagal jantung. Oleh karena itu, jika ingin melakukan pencabutan gigi maka penderita jantung harus mengehentikan konsumsi obat-obat tersebut  agar saat dilakukan pencabutan gigi tidak terjadi perdarahan. Namun, melihat besarnya resiko yang dapat terjadi, maka sebaiknya pasien yang memiliki masalah dengan kelainan jantung sebaiknya pencabutan gigi dilakukan di tempat yang lebih memadai bukan hanya sekedar dokter gigi umum saja melainkan ke PPK2 (Rumah Sakit, Klinik Spesial, dokter gigi spesialist)
      Jika terjadi hal yang tidak diinginkan seperti perdarahan hebat hal tersebut dapat menyebabkan terjadinya syok pada pasien bahkan dapat menyebabkan kehilangan nyawa. Penghentian konsumsi obat jantung dapat mengakibatkan gagal jantung namun apabila tidak dilakukan penghentian minum obat makatidak dapat dilakukan pencabutan. hal tersebut merupakan dilema yang sangat besar bagi dokter gigi. Maka untuk menghindari hal tersebut harus dilakukan rujukan kepada dokter yang lebih ahli atau dirujuk ke rumah sakit karena di rumah sakit terdapat tim dokter untuk menangani kasus kompleks seperti kasus tersebut..

Catatan
vesikel adalah lepuhan kecil berisi cairan yang berdiameter kurang dari 0,5 cm
eritematous adalah daerah pada mukosa yang berwarah merah yang merupakan tanda bahwa sel tersebut sedang mengalami inflamasi

Untuk pertanyaan yang diajukan untuk pasien dapat dibuat sendiri berdasarkan informasi di atas.. hehehehehe ^_^



Komentar