LAPORAN PRAKTIKUM PENGENDAPAN ALBUMIN



I.                    DASAR TEORI
Albumin merupakan protein plasma yang paling banyak dalam tubuh manusia, yaitu sekitar 55-60 %. Kadar albumin di tentukan oleh fungsi laju sintesis, laju degradasi, dan distribusi antara kompartemen intravaskular dan ekstravaskular. Sintesis albumin hanya terjadi di hepar dengan kecepatan pembentukan 12-25 gram per hari. Pada keadaan normal hanya 20-30 % hepatosit yang memproduksi albumin. Akan tetapi laju produksi ini bervariasi tergantung keadaan penyakit dan laju nutrisi karena albumin hanya dibentuk pada lingkungan osmotik, hormonal dan nutrisional yang cocok. Albumin dapat mengendap jika bereaksi dengan logam berat atau ion-ion negatif sehingga mengalami denaturisasi

II.                  TUJUAN
Mengetahui manfaat albumin dalam tubuh serta pengaruh air atau H2O pada albumin.

III.                ALAT DAN BAHAN PERCOBAAN
Alat :
·         Tabung reaksi
·         Kertas saring
·         Pipet tetes
·         Sendok kecil
Bahan :
·         Filtrat dari percobaan 2
·         Ammonium sulfat padat
·         Air aquades atau H2O

IV.                PETUNJUK PRAKTIKUM

1.       Sediakan alat dan bahan terlebih dahulu;
2.       Masukkan filtrat hasil praktikum 2 ke dalam tabung reaksi;
3.       Tambahkan ammonium sulfat berlebih ke dalam tabung yang berisi filtrat, lalu kocok
4.       Amati apa yang terjadi pada tabung !
5.       Jika terbentuk endapan, maka saring endapan yang terbentuk;
6.       Pindahkan albumin ke dalam tabung;
7.       Tambahkan H2O ke dalam tabung yang berisi albumin;
8.       Amati apa yang terjadi !
9.       Jika ada endapan, maka encerkan lagi dengan H2O sampai endapan tidak terbentuk


V.                  HASIL

Setelah dilakukan praktikum sesuai dengan petunjuk yang ada, diperoleh hasil sebagai berikut ;
·         Jika filtrat hasil praktikum 2 di tambahkan ammonium sulfat padat berlebih maka terbentuk endapan berwarna putih keruh pada dasar filtrat
·         Setelah endapan di saring dan kemudian di tambahkan dengan air terus menerus maka endapan akan hilang sedikit demi sedikit

VI.                PEMBAHASAN
Di dalam darah manusia terdapat berbai jenis zarah-zarah (leukosit, trombosit dan eritrosit) serta terdapat plasma yang merupakan bagian dari cairan ekstrasel tubuh. Ia hampir sama dengan cairan interstisial yang ditemukan di antara sel-sel jaringan. Plasma kira-kira mengandung 7 % protein. Protein plasma di abgi menjadi tiga golongan utama, yaitu :
Protein plasma                                         Gram persen
Albumin                                                               4,5
Globulin                                                               2,5
Fibrinogen                                                          0,3
Albumin adalah protein plasma yang terbanyak, sekitar 55 sampai 60% tetapi ukuranya paling kecil. Albumin disintesis dalam hati dan bertanggung jawab untuk tekanan osmotik koloid darah. Keberadaannya dalam plasma menciptakan kekuatan osmotik yang mempertahankan volume cairan dalam ruang vaskuler. Kadar albumin normal dalam tubuh antara 3,5 – 4,5 gram persen. Bila kurang dari itu menunjukkan masalah pada tubuh, utamanya masalah gizi, karena zat gizi yang dibawa dalam darah sangat kurang sehingga tak bisa memberi gizi pada sel.; hal ini dapat menjadi tanda kesehatan yang buruk namun jika kelebihan albumin juga akan memberi dampak buruk.
Degradasi albumin total pada orang dewasa dengan berat 70 kg adalah sekitar 14 gram per hari atau 5 % dari pertukaran protein seluruh tubuh per hari. Albumin di pecah otot dan kulit sebesar 40-60 %, di hati 15%, ginjal kurang lebih 10 % dan sisanya merembes keluar saluran cerna lewat dinding lambung. Pada orang sehat atau normal, kehilangan albumin lewat urine biasanya minimal tidak melebihi 10-20 mg per hari karena hampir semua yang melewati membran glomerolus akan di serap kembali
Albumin memiliki fungsi yang sangat banyak, diantaranya ;
a.       Mempertahankan tekanan osmotik plasma agar tidak terjadi asites
b.      Membantu metabolisme dan transportasi berbagai obat-obatan dan senyawa endogen dalam tubuh terutama substansi lipofilik (fungsi metabolik, pengikatan zat dan transport carrier)
c.       Anti inflamasi
d.      Membantu keseimbangan asam basa karena banyak memiliki anoda bermuatan listrik.
e.      Sebagai anti oksidan dengan cara menghambat produksi radikal bebas eksogen oleh leukosit polimorfonuklear
f.        Mempertahankan integritas mikrovaskuler sehingga dapat mencegah masuknya kuman-kuman usus ke dalam pembuluh darah agar tidak terjadi  peritonitis bakterialis spontan
g.       Memiliki efek anti koagulan dalam kapasitas kecil melalui banyak gugus bermuatan negatif yang dapat mengikat gugus bermuatan positif pada anti trombin III (heparin like effect)
h.      Inhibisi agregrasi tombosit
i.         Sebagai transport tembaga, nutrisi, mengangkut zat-zat sisa dalam tubuh
j.        Mengatur keseimbangan air dalam sel
k.       Dapat meningkatkan kecerdasan otak pada anak, dll

Kadar albumin normal dalam tubuh antara 3,5 – 4,5 gram persen. Bila kurang dari itu menunjukkan masalah pada tubuh, utamanya masalah gizi, karena zat gizi yang dibawa dalam darah sangat kurang sehingga tak bisa memberi gizi pada sel. Albumin dapat meningkat pada keadaan-keadaan tertentu :
Tingkat Albumin dapat meningkat jika :
a)      Actual Dehidrasi
b)      Gagal Jantung
c)       Pemanfaatan protein yang kurang sehingga menyebabkan penumpukan albumin pada otot
d)      Kelebihan glukokortikoid (bisa hasil dari penggunaan obat dengan efek kortison, yang overproducing kelenjar adrenal kortisol, atau tumor yang menghasilkan kortisol tambahan seperti senyawa)

Tingkat Albumin dapat menurun jika :
a)      Dehidrasi
b)      Hypothyroidism
c)       Menderita penyakit kronis
d)       Defisiensi protein
e)       Pengenceran karena kelebihan H 2 O (banyak minum air atau disebut "polidipsia," atau administrasi kelebihan cairan)
f)       Menderita penyakit ginjal (Nefrotik Syndrome)
g)      Kehilangan protein-enteropati (protein yang hilang dari saluran cerna selama diare)
h)      Menderita penyakit kulit (luka bakar, dermatitis exfoliative)
i)        Disfungsi hati (tubuh tidak mensintesis albumin dengan cukup dan menunjukkan fungsi hati lagi bermasalah)
j)        Kurangnya hormon anabolik seperti hormon pertumbuhan, DHEA, testosteron, dll

Albumin merpukan protein yang larut dalam air sehingga mengalami pengendapan. Albumin akan mengalami pengendapan karena mengalami titik isolistrik akibat reaksi antara albumin degan ion-ion negatif mengakibatkan terjadinya denaturasi dan koagulasi. Warna keruh disebabkan karena terjadi ikatan antara ion salisilat dengan albumin, ion-ion negatif dapat menjenuhkan larutan hingga pH larutan berada di bawah pH isolistrik sehingga gumpalan larut kembali. Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa logam berat dapat mengendapkan protein dengan cara menurunkan pH di bawah titik isolistrik.
Jika albumin dicampurkan dengan H20 atau air akan mengalami denaturisasi setelah di kocok-kocok. Denaturasi adalah perubahan dalam struktur sekunder, tersier dan kuartener dari suatu protein, baik itu dalam bentuk enzim maupun hormon. Karena ikatan peptide tidak pecah, maka struktur primer tidak terganggu. Selain dengan pengocokan yang kuat, denaturasi juga bisa terjadi melalui kondisi adanya penambahan larutan organik, garam dari logam berat, larutan urea dan lain-lain. Pada praktikum yang telah dilakukan, albumin mengalami denaturasi sebab garam netral yang digunakan (ammonium sulfat) bersifat higroskopis yang dapat mengikat air. Molekul air dalam albumin diikat oleh garam sehingga albumin tersebut menggumpal. Setelah pengocokan kuat dan penambahan aquades, endapan akan larut kembali karena albumin sudah mendapatkan molekul air dari aquades yang ditambahkan. Hal ini sesuai  salah satu sifat protein yaitu mengalami denaturasi dan koagulasi.
VII.              KESIMPULAN
Jadi, dari praktikum yang telah dilakukan kita dapat mengetahui bahwa pengendapan albumin dapat dihilangkan dengan mereaksikan albumin dengan H2O. Selain itu albumin juga memiliki peran yang sangat penting dalam tubuh. Jika seseorang mengalami kekurangan albumin hal tersebut dapat terjadi jika mengalami dehidrasi hypothyroidism, menderita penyakit kronis , defisiensi protein, Pengenceran karena  kelebihan H 2 O (banyak minum air atau "polidipsia," atau administrasi kelebihan cairan), menderita penyakit ginjal (Nefrotik Syndrome), kehilangan protein-enteropati (protein yang hilang dari saluran cerna selama diare), menderita penyakit kulit (luka bakar, dermatitis exfoliative), hati disfungsi (tubuh tidak mensintesis albumin cukup dan menunjukkan fungsi hati bermasalah), kurangnya hormon anabolik seperti hormon pertumbuhan, DHEA, testosteron, dll. Namun jika mengalami kelebihan albumin dapat diatasi dengan minum air yang banyak


Komentar